22 Desember 2010

buah hati... indahnya...


“Happy mother’s day my super beloved women on earth. Hhe. May you’ll always be blessed by God. And can bring your son always in a right way. Amiiin”

Inilah yang tetulis di layar Hpku, tertulis dari seorang bujang ganteng berusia 22 tahun, seorang mahasiswa semester 7 yang selalu kurindukan, kusayangi, kusebut namanya saat doa terpanjat kehadapan Ilahi.

Tadi pagi, seorang keponakan yang biasa mengajak obrolan di facebook menanyakan padaku,

“Budhe.... mas Mirza, mbak Sofi, mbak Alma sudah kasih ucapan selamat hari ibu ke Budhe belum?”

Lalu kujawab,

“Belum, karena mas Mirza saat ini sedang ujian, mbak Sofinya sedang ada kegiatan sekolah dan nggak boleh bawa HP, mbak Almanya sedang ikut pesantren kilat di sekolah. Jadi semua belum ngucapin selamat hari ibu ke budhe”

Aku sebenarnya juga ragu, apa perayaan hari ibu kali ini akan ada kejutan buatku dari orang-orang yang kusayangi?

Setelah waktu berlalu dan beranjak sore, ternyata sebuah SMS membuatku haru saat ku membacanya. Nafas tak setenang sebelumnya. Kuulang membacanya, sesekali menelan ludah. Lalu, kupindahkan HP ke tangan suami yang saat itu duduk disebelahku.

"Dari Mirza" ucapku sambil tersenyum, dibacanya dalam hati, lalu jarinya menekan kursornya, sepertinya mengulangi membaca dari atas lagi. HP dikembalikan padaku dan komentarnya,

“bagus” sambil bibirnya menyunggingkan satu senyuman.

Yang kulakukan kemudian, aku beranjak dari dudukku, segera menuju kamar mandi, mengambil air wudhu dan melanjutkan dengan sholat ashar. Saat takbirotul ihrom terucap, “Allaahu Akbar” air mataku mengalir, kutahan tapi terus saja mengalir sampai salam terucap.

Doa lalu kupanjatkan, untukmu putraku, untukmu putri-putriku. Semoga Allah memberikan keselamatan di dunia dan akherat, memberikan kesehatan, membimbingmu dalam kebaikan, menggenggammu dalam keimanan dan akhlak yang baik.

Ya Robbi, inilah amanat yang Kau titipkan padaku, kau percayakan padaku. Beri aku kekuatan dan kepandaian untuk menjaganya, membimbingnya, mendidiknya, mengingatkannya, menyayanginya dengan ridho-Mu, dengan kasih sayang-Mu. Amin YRA.

Lalu kujawab SMSnya,

“Amin, YRA. Inilah hadiah terindah di hari ibu, perhatianmu, doamu. Terimakasih banyak ya Mirza sayang, semoga Allah memberi keluasan rizki, kemudahan, petunjuk dan perlindungan terbaik untukmu. Amin YRA”

Dan untukmu ibu, ibuku sayang... SMSpun kukirimkan,

“Semoga Allah memberikan kesehatan, keselamatan, kebahagiaan. Keluasan rizki,dan perlindungan sebaik-baiknya untuk ibu dan bapak. Selamat hari ibu ya Yangti.”

Ibu, terjawab dalam SMSmu,

“AMIN.. YA RABBAL ALAMIN semoga semua doa-doa yang selalu kita panjatkan selalu tercurah dari ALLAH SWT dan senantiasa dalam LINDUNGANNYA”

Ibu, terimakasih untuk semua pengorbananmu, untuk kasih sayang yang tercurah, untuk semua perhatianmu.

18 Desember 2010

Awas ya...!!!!

“Diiik.. tidur.. dah malam” teriakku dari kamar karena melihat jam sudah menunjukkan pukul 11.45 wita.

“Ya....” sahutnya dari ruang keluarga.

Samar-samar suara telivisi masih terdengar dan tak segera dimatikan. Kutunggu beberapa saat, tak juga dimatikan.

“Diiik... ayo... tidur, dah malem sekali ini, besok susah bangun paginya”

“Ya...” sahutnya lagi masih dari ruang keluarga.

Lalu kuperhatikan dari kaca lemari yang mengarah ke ruang keluarga, sekelebat terlihat jalannya menjauh dan “klek”, ow.. mengunci pintu dapur, “pintar”, lalu langkahnya kembali mendekat dan menuju kekamar dimana tubuhku kubaringkan di tempat tidur.

“Hiiii..., ada mickey tadi masuk kesini”

Langsung saja mata yang tadi sudah terpejam bangun dan sudah saatnya terpejam lagi, kini terbuka, lebiih lebar lagi.

“Mana?”

“Nggak tahu, tadi kesini, kesini, kesini, kesana” sambil jarinya menunjuk-nunjuk arah.

Wah, gawat! Harus dikeluarkan nih si Mickey, jangan sampai tidur digerayangi. “Hiii... “ sambil gedeg-gedeg geli.

Mata terus mengamati sekeliling ruangan, setiap sudut tak terlewatkan. Tapi aku tak beranjak dari tempat tidur. Ngeri juga kalau sampai tiba-tiba Mickey nongol, bisa main lompat-lompatan tengah malam ini. Dimana kau Mickey? Jangan nakut-nakutin aku ya...

“Sudah sholat?”

“Belum, takut Ma”

“Mickey kan nggak masuk kamar mandi, nggak papa, udah sana wudhu, jam segini kok ya nggak tidur”

“Ini jamnya mati ma”

“lha sekarang jam berapa?”

“Setengah satu”

“Lha udah setengah satu, kok ya nggak tidur, Hayuk sholat terus tidur”

Kakinya melangkah cepat ke kamar mandi sambil gedeg-gedeg “hiii...”. Sesaat terdengar sebentar gemericik air wudhu dari kamar mandi, kemudian langkahnya kembali kekamar, segera mengenakan mukena dan menjalankan sholat isya’. Setelah salam langsung melompat ke tempat tidur, masih saja sambil gedeg-gedeg “hiii...”

Tak berapa lama, akhirnya pulas juga. Tinggal aku terjaga sendirian, menikmati sisa malam, oh tidak! menikmati malam yang masih panjang, sendirian. Kupertajam pendengaranku, barangkali saja Mickey akan melewati kertas-kertas yang kebetulan terserak dilantai, kertas-kertas yang baru kupisah, mana yang masih terpakai, mana yang harus dibuang. Bantal kususun lebih tinggi, kali ini aku duduk agak rebahan, tapi tetap bisa mengamati sekeliling.

“srek”, nah, itu mungkin langkah mickey, aku diam, tak bergerak, tak membuat suara, sepi sekali. Kupertajam pendengaranku, tak ada suara lagi. Kemana langkah si Mickey ya...? aku tak bisa melihat. Lalu cicak menyuarakan “ck ck ck” dari luar kamar, kemudian sepi lagi. Sebentar kemudian berganti suara mesin AC, nyala sebentar..”weeeeng” kemudian mati lagi. Begitu terus. Tapi si Mickey tak jua kelihatan batang hidungnya. Mickey, Mickey... kemana kamu? Bikin mataku nggak bisa terpejam lagi, padahal malam telah semakin larut.

“kletek, kletek”, ada suara lagi, kali ini arah suara dari pintu. Mataku langsung tertuju, kuamati daerah pintu dan sekitarnya, pasti disitu si Mickey! Aku masih tak bergerak, hanya mataku melirik keatas pintu, kebawah, kesamping kiri, kanan. Ah, malam-malam senam mata. Mataku terus memelototi, mulutku terkatup rapat, masih kututup selimut dari kaki sampai dada, tangankupun masuk dalam selimut.Kalau saja bisa kulihat dicermin, pasti lucu sekali ekspresiku. Cuma terlihat kepala, tolah... toleh.... melotot sambil melirik kesegala arah.

“Eit” Mickey nongol di rantai yang kubentangkan dipintu, mataku terus tertuju. Gegek-gedeg geli, tapi harus kuawasi terus. Kulihat tingkahnya, mau kemana dia. Kepalanya tolah-toleh dan sepertinya manggut-manggut, ciri khas Mickey. Dia menyeberangi rantai yang kupasang membentang selebar pintu, sampai keujung, mau naik ke jendela. Kaki depannya sudah berusaha, tapi tak bisa. Tolah-toleh dan manggut-manggut lagi, berusaha naik lagi, tetap tak bisa. Kemudian balik, menyeberangi rantai lagi. Berusaha naik dari tempat yang berbeda, tetap tak bisa. Kuharap tak turun ke lantai lagi. Kalau sampai turun lagi, tambah susah pengawasannya.

Aku tetap tak bergerak, tak ingin mengejutkan Mickey. Tapi apa yang akan kulakukan? Sebentar-sebentar kuamati sekeliling sambil terus berusaha tak melepaskan Mickey. Jangan sampai kehilangan Mickey. Apa yang bisa kulakukan untuk melemahkan Mickey? Yang ada didekatku hanya HP, wareless telephone, charger, penggaris, CD. Tak mungkin kulemparkan ke Mickey. Diseberang ada sapu penebah tempat tidur, tapi tak mungkin kuambil karena harus turun dari tempat tidur. Ini akan mengagetkan Mickey. Mickey akan terjun dan langsung sembunyi kalau melihat ulahku. Terpaksa aku hanya diam, mengawasi gerakannya, dan tak bisa berbuat apa-apa. Apa ini akan semalaman? Apa ini akan sampai pagi?

Mickey terus berusaha naik ke jendela, entah apa yang diinginkannya di jendela atas yang tertutup gorden. Kaki depannya terus berusaha, ekornya bergerak-gerak, geli melihatnya. Tapi ya bagaimana lagi, dari pada kehilangan jejak.

Akhirnya Mickey berhasil juga naik ke jendela tertutup gorden. Tak bisa kulihat lagi bentuknya, apalagi melihat mukanya yang mengendus-endus seperti mencari sesuatu. Hanya kulihat bayangannya dibalik jendela yang terbias sinar lampu luar kamar. Dia bergerak ke kanak sampai habis, balik lagi kekiri sampai habis, kemudian naik keatas memanjat gorden. Sampai ujung gorden, kulihat lagi wajahnya mengendus-endus. Berusaha naik ke langit-langit. Mau apa? Tak ada lobang di langit-langit, Mickey tak bisa menjangkau langit-langit. Balik lagi ke jendela, kulihat lagi bayangannya.

Sepertinya ini saat yang tepat untuk beraksi, apa yang harus kulakukan ya? Ambil obat nyamuk baygon, ya.. ambil baygon dan menyemprotkan ke Mickey seperti yang dilakukan temanku. Moga-moga berhasil. Aku harus turun dari tempat tidur dan berjalan keruang lain untuk mengambil botol baygon, semoga Mickey tak beranjak dari tempatnya.

Dengan langkah seribu, cepat kuambil baygon dan mencobanya. Untung saja dua hari lalu aku membelinya, jadi masih utuh. Aku kembali ke kamar. Kulihat Mickey masih di balik gorden. Aku melangkah pelan mendekati jendela, aku harus naik meja yang dialasi kaca. Semoga tidak pecah dan memang biasanya tidak pecah. Disamping itu tak ada lagi yang bisa kupanjat. Kuarahkan baygon ke Mickey, tak langsung ke Mickey, tapi ke gorden dimana Mickey ada dibaliknya. Terlihat jelas bayangannya. Sebanyak-banyaknya kusemprotkan, Mickey berusaha menghindar, tapi tetap kukejar dengan semprotan. Aku tak berani menyibak gorden,takut si Mickey akan lompat kearahku.

Ada celah sedikit, moga saja mengenai sasaran dan membuatnya pusing. Kusemprot terus, sampai aku sendiri terbatuk2 tak kuat menahan baunya. Mickey pasti mabok! Pikirku. Dan sebentar lagi aku bisa mnyemprot langsung ke arahnya. Tunggu saatnya.

Kaleng baygon berukuran besar tinggal kurang dari separo, saatnya menyemprotkan langsung ke Mickey. Kusibak gorden pelan-pelan sambil baygon siap menyemprot. “Yes!” berhasil kusemprot. Badan Mickey basah kuyup, tapi masih bisa bergerak. Segera kututup lagi gorden, disamping geli melihatnya, juga takut dia melompat ke mukaku. “Hiii, ngerinya”

Saat yang bersamaan, terdengar bunyi “thek”, yah..! pecah deh kaca meja. Tapi aku tak beranjak dari tempat kuberdiri. Aku masih penasaran dengan Mickey, sehebat apa sih dia? Beberapa kali gorden bisa kusibak dan kusemprotkan langsung ke Mickey. Badannya semakin basah kuyup, dia berusaha menghindar. Kututup lagi gorden, dan Mickey berusaha keluar dari balik gorden. Waduh, gawat! kalau sampai keluar, gawat!

Benar saja, Mickey melongokkan kepalanya. Secepat kilat aku lompat dari meja, menjauhi jendela. Kupandangi tingkahnya dari jauh, kali ini aku tak berani berhadapan langsung. Tubuh Mickey yang basah berhasil keluar dari balik gorden, turun ke lantai. Aku gedek-gedek geli. Apa yang harus kuperbuat sekarang? Mickey masuk dibawah meja, waduh! tambah sulit keadaan sekarang. Kuambil sapu penebah dan kupukul-pukulkan ke bawah meja, berharap akan mengenai Mickey. Benar saja.. Mickey lari ke bawah tempat tidur.

Keadaan semakin sulit, kugetok-getok pinggiran tempat tidur. Tak ada gerakan, kuintip ke kolong, tak kelihatan. Dimaka kau Mickey? Kuayun-ayunkan sapu penebah kebawah tempat tidur. Mickey keluar dari bari kolong tempat tidur, tapi diseberang, lalu melintasi pintu kamar. Mickey berhasil keluar dari kamar, kukejar sambil membawa sapu penebah. Mickey lari secepat-cepatnya dan berhasil masuk ke kamar satunya.

Apa yang bisa kulakukan sekarang? Tambah susah ini, tak tahu dimana posisinya sekarang, dibawah kolong tempat tidurkah? Dibalik gordenkah? Diatas jendelakah? Satu-satunya jalan kututup pintu kamar.

Mickey... kau ada didalam, tubuhmu basah kuyub terkena baygon. Apa yang akan terjadi padamu Mickey? Aku tak tahu. Aku bisa tidur pulas setelah begadang denganmu. Tapi, ow, ow!. Diatas pintu ini ada kisi-kisi kaca terpasang miring, ada celah yang lebar. Bisa saja Mickey melewatinya dan kabur. Terpaksa begadang sampai pagi. Mickey, Mickey! kau menyiksaku malam ini, awas kau Mickey!

17 Desember 2010

putri cantik

Hari ini, sebuah percakapan indah terjalin. Seorang bocah berseragam merah putih (Vasha Ayuk) dengan budhenya. Sudah dua mingguan tak bisa masuk sekolah karena sakit, dia harus banyak istirahat supaya cepat sembuh. Tak bisa bertemu teman-teman untuk belajar bersama di kelas, bermain di halaman sekolah, berlarian ke kantin saat istirahat, pasti membuatnya rindu. Kali ini Facebook menjadi temannya untuk berkomunikasi dengan sahabat, saudara dan orang-orang yang dikasihinya.

Ayuk : budhe lagi ngapain?

Budhe : halo ayuk, budhe lagi ngobrol sama temennya budhe, mau ada acara hari ibu

Ayuk : oooo tapi hari ibu itu apa?

Budhe : nanti kalo tanggal 22 Desember, ada namanya hari ibu, diperingati sedunia, nanti ayuk bisa kasih ucapan ke mama, selamat hari ibu mama... gitu yah

Ayuk : yah tapi aku gak tahu ini hari apa sama ini tanggal berapa

Budhe : sekarang kan hari jum'at... tanggal 17... berarti masih 5 hari lagi

Ayuk : tinggal bentar banget dong, mbak alma sama mbak sofi dan mas mirza ikut nggak

Budhe : ikut kemana?

Ayuk : ikut hari ibu too

Budhe : ow, acaranya budhe yang hari ibu? enggak ikut... ini acaranya ibu2 saja

Ayuk : he he he tak kirakin kayak yang di upin & ipin

Budhe : kalo di upin ipin kan hari ibunya acaranya di sekolah, iya ya? kayaknya mbaca kartu ucapan hari ibu.. iya kan?

Ayuk : tapi kalok upin sama ipin ibuknya dah meninggal

Budhe : iya.... temen-temennya kan baca kartu ucapan di sekolah, kalo ayuk nanti mau ngucapin selamat hari ibu ke mama, juga bisa lewat fesbuk

Ayuk : he he yak tahu kasih kado aja ya he he he

Budhe : kasih kado juga boleh, tappi ayuk punya uangnya?

Ayuk : iya punya, tapi gak lebih dari 50 ribu

Budhe : kalo lewat fesbuk kan gak bayar, dan bisa dibaca siapa saja...

Ayuk : yah gak mau, malu sama yang lainnya, nanti semuanya yang punya fb pada ngomentari

Budhe : gak papa, nanti kan malah jadi yang lain ikut ngucapin selamat hari ibu ke ibu-ibunya

Ayuk : ibu-ibu bapak-bapak ya maksutnya budhe he he he

Budhe : nanti kan mbak hasna ikut ngucapin selamat hari ibu ke budhe atik, rafi juga, kak vina juga, kak eva juga...

Ayuk : he he he tapi malu, he he he malu budhe, gak mau

Budhe : ya udah, nanti budhe aja yang kasih selamat hari ibu ke yangti

Ayuk : iya, lha mbak alma udah tahu belom kalok ada hari ibu?

Budhe : tahu dong....

Ayuk : mbak sofi sama mas mirza?

Budhe : ya pasti tahu, kan hari ibu itu untuk semua orang yang mempunyai ibu dan dirayakan oleh semua orang

Ayuk : lha tapi yang ibu nya dah meninggal gimana?

Budhe : yang ibunya meninggal mungkin bisa mengucapkan selamat hari ibu ke ibu-ibu yang lain, maksudnya memberi kehormatan kepada ibu2 seluruh dunia

Ayuk : kenapa gak pergi ke kuburannya aja, kan kadonya bisa surat al-fatihah kan

Budhe : kalo kado untuk ibu yang sudah meninggal, nggak perlu pergi ke kuburan juga nggak apa-apa. Bisa berdoa setiap hari. Doa anak sholeh itulah kado untuk ibu atau bapak yang sudah meninggal, iya kan?

Ayuk : iya tapi anak yang kedua orang tua nya itu dah meninggal di sebut anak yatim ya?

Budhe : iya, anak yatim... hehehe pakde Henny termasuk anak yatim ya??

Ayuk : emang kenapa ?. pakdhe heni itu

Budhe : orang tuanya pakdhe Henny sudah meninggal

Ayuk : meninggal nya waktu pakdhe henny itu itu umur berapa?

Budhe : pakdhe Henny... umur 45 tahun, gimana? termasuk anak yatim apa nggak ya?

Ayuk : gak tahu, tapi itu dah menikah belom ?

Budhe : sudah...

Ayuk : yang lahir baru siapa?

Budhe : sudah lahir semua

Ayuk : mbak alma berapa tahun?

Budhe : waktu itu masih SD kayaknya

Ayuk : ooo kok aku baru tahu ya

Budhe : soalnya budhe nggak cerita ke ayuk waktu itu

Ayuk : he he he budhe mbak alma udah tahu belom kalok pakdhe itu anak yatim

Budhe : ya udah, kan mbak alma kalo ke bojonegoro nggak ketemu eyangnya lagi...

Ayuk : kasihan ya, aku jadi pengen nangis budhe

Budhe : makanya harus sayang sama eyang-eyang semua. mereka kan sekarang sudah tua, sudah gampang capek, gampang sakit, ayuk sayang ya sama eyang semua.. eyang cemani sama eyang ndawung

Ayuk : ya semua harus sayang kan budhe

Budhe : iya, jadi orang memang harus sayang sama semuanya....

Ayuk : nanti kan di sayang sama allah to

Budhe : iya, yang sayang semuanya akan disayang Allah, harus sayang sama hewan juga...

Ayuk : he he he kalok aku udah tahu itu semua, kan hewan juga ciptaan allah to

Budhe : iya Ayuk, jadi nggak boleh ngganggu hewan, nyiksa hewan... coba kalau kita yang diganggu atau disakiti... kan nggak mau kan?

Ayuk : ya enggak mau, tapi kalok hewannya udah di pilih untuk di bunuh karena hewan kurban, gak papah kan kalok di bunuh?

Budhe : nggak papa membunuh hewan, hewan membahayakan misalnya atau hewan qurban. tapi ada caranya supaya tidak menyiksa, pisaunya harus tajam. kalau pisaunya nggak tajam... itu namanya menyiksa

Ayuk : tajam itu landep ya?

Budhe : iya... hehehe, bahasa jawanya ya... Ayuk juga ada pelajaran bahasa jawa ya?

Ayuk : iya, tapi budhe aku bingung, kok tadi itu pertamanya ngmongnya tu hari ibu kok lama lama jadi hewan kurban sih, aneh ya

Budhe : itu namanya kita ngobrolnya asyik banget.. hebat ya... ngobrolnya sampai kemana2

Ayuk : he he he iya jadi kalok jadi hewan itu gak enak ya sukak nya di bunuh dan dimakan

Budhe : sudah nasibnya, tapi mereka nggak ada dosanya lho... kan nggak dikasih akal

Ayuk : iya . budhe aku mau mandi dulu ya gak sampek lima menit kok

Budhe : iya, budhe juga mau makan dulu ya

dan berakhirlah percakapan yang indah hari ini.

2 Desember 2010

I ♥ you ganteng (mirza)

02.12.2010, susunan angka yang cantik
Hari ini genap 22 tahun usia sulungku “Andi Mirza Zakaria”
“Met Ulang Tahun ya mas Ganteng”
Semoga Allah senantiasa memberi kekuatan iman dan taqwa untukmu, selalu melindungimu, memberikan kesehatan, keselamatan, kelancaran semua urusanmu, dan memberikan kebahagiaan dunia dan akherat, Amin YRA.
Pesanku, Pandai-pandailah membawa diri, menjaga diri, menjaga kehormatan, dan tunjukkan bahwa kau bisa, semoga kesuksesan selalu menyertaimu sayang.



Sengaja kuselipkan “Mas Ganteng” untuk menuliskan pesan di wallmu, pernah kau berkomentar “apa sih pake ganteng-ganteng”, tapi kadang sikapmu biasa aja, kau tak berkomentar apa-apa, hahaha... aku suka saja menyebutnya. Sebenarnya ada maksud menyebutmu “ganteng”, tidak hanya rupa yang kumaksud, tapi berharap dan berdoa semoga perilakumu juga ganteng, studymu juga ganteng, terlebih ibadahmu, kuharap ibadahmu juga ganteng, yah... semuanya ganteng alias bagus.

Kali ini, sudah ke tujuh kalinya kau rayakan ulang tahun sendiri. Yah, sejak tahun 2004, yaitu sejak kau injakkan kaki di bumi Serpong, menuntut ilmu di SMU yang kau pilih, MAN Insan Cendekia-Serpong. Ucapan selamat ulang tahun melalui telpon sangat sulit tersampaikan, karena terbatasnya pesawat telepon yang disediakan di asrama. Yang saluran sibuklah, yang tak tersambunglah, atau.. saat tersambung kau tak ada ditempat, ah.. lama-lama sudah jadi hal biasa. Tak dibawain HP, karena memang kau tak boleh bawa HP. Tata tertib asrama untuk semua siswa. Intinya, komunikasi terganggu.

Satu kali saat menelepon bertepatan dengan ulang tahunmu, kau bilang teman-temanmu minta ditraktir. Yang kutangkap waktu itu, “wow ! seberapa banyak temanmu yang mau ditraktir, bukannya kamu tinggal di asrama?” Lalu kau jelaskan “ya nggak semualah Ma”. Hehehe... bayanganku seasrama mau ditraktir, terus traktirannya dimana? “paling juga makan di kantin asrama” lanjutmu.

Hari ini, saat meneleponmu, mengulang kembali ucapan selamat ulang tahun untukmu, kutanyakan

“Wah, makan-makan dong Mir, berapa harus mama kirim nih?”

Kau jawab,

“Kayaknya nggak makan-makan deh Ma nanti”

“Weih ! kok nggak seperti biasanya?, kirimin uang dong Ma, mau makan-makan nih sama temen-temen”

Ini yang terjawab tadi pagi. Hmm... yang bener? hehehe... apa iya nanti nggak ada makan-makan? Nggak berubah pikiran?