27 Mei 2011

Jamur berasap

Ada pemandangan tak biasa dihalaman rumah, tepatnya di taman depan rumah. Sekumpulan jamur berwarna putih dalam keadaan kotor terkena tanah yang terpercik hujan. Ini tahunya saat mengantar suami dan bungsuku berangkat sekolah, maksudnya mau dadah-dadah melambaikan tangan, hehehehe… dadah-dadahnya nggak pakai kemayu lhoh, biasa saja, malu dilihat tetangga depan rumah dan orang yang lalu lalang yang pada mau berangkat kerja.

Setelah mobil yang ditumpangi suami dan bungsuku berlalu, aku mulai melangkah mendekati jamur-jamur yang kelihatannya subur. Jamur apa ya? Beracun tidak ya? Kuamati lebih dekat, lumayan jumlahnya, kalau saja kutahu jenis jamurnya dan tahu tidak beracun, pasti sudah kupanen dan kutumis.

Daripada penasaran, ya buka internet saja, barangkali saja ada gambar yang sama dengan jamur yang sedang tumbuh di pekarangan rumah. Saat kucari dengan nama jamur kayu, tampilan yang keluar banyak sekali, bermacam jamur diumbar. Kok nggak ada yang mirip-mirip ya? Ada yang agak mirip tapi kok meragukan juga. Akhirnya kuambil camera, jepret saja dan diupload. Siapa tahu ada yang mengenali jamur ini.

Lagi-lagi membingungkan, ada yang komentar jamur ini beracun, ada yang bilang tidak. Hayo, jadi yang mana yang benar nih? Bingung.com judulnya dan biarlah jamur tetap berada ditempatnya, sampai seberapa lama akan bertahan hidup di pangkal batang pohon mangga yang ditebang nyaris habis, menyisakan satu meter saja dari tanah untuk persinggahan anggrek-anggrekku.

Keesokan paginya, saat keluar rumah untuk dadah-dadah lagi karena suami dan bungsuku mau berangkat menjalankan kewajibannya, kerja untuk suami tersayangku dan sekolah untuk bungsuku. Kulirik jamur yang masih berada ditempatnya. Yaiyalah berada ditempatnya, mosok mau pindah. Ada yang aneh ya, seperti ada kabut diatas jamur, lamat-lamat atau tipis. Jadi penasaran dan tidak yakin dengan penglihatanku. Kudekati dan kuamati untuk meyakinkan. Wow! Jamurnya berasap. Aneh! Baru pertama kali melihat seperti ini, apa semua jamur juga berasap ya?

Tak berani memegang, kok memegang, menyentuh saja takut apalagi membaui. Kalau benar beracun, bahaya. Bagusnya diabadikan saja ya. Kuambil handycam dan segera merekamnya sebelum tambah siang dan asap yang keluar dari jamur tidak nampak lagi karena kalah dengan cahaya matahari. Dari dua sudut kuambil gambarnya dan saat kulihat lagi atau kuputar hasil rekamannya, bias kulihat asap yang keluar dari jamur.

Maksud hati mau menunjukkan jamur berasapku pada teman-teman, tapi setelah video kuupload ternyata hasilnya tak sebagus aslinya. Kabutnya tak kentara, dan jamur yang terkena cipratan tanah malah keliatan kotor sekali, kelihatan menjijikkan sekali jamurnya. Ada yang kenal kata “nggilani”? ya jamurnya jadi nggilani. Terpaksa kuhapus lagi.

23 Mei 2011

Allah telah mengatur agar kami lebih-lebih bersyukur menerima karunia-Nya

Masih sore, tepatnya pukul 15.47 WITA saat kuterima SMS dari putri cantikku yang sedang menjalani bimbingan belajar di Bandung. Bimbingan belajar untuk persiapan mengikuti test masuk perguruan tinggi jalur SNMPTN tertulis yang akan dilaksanakan tanggal 31 Mei 2011. Begini isi SMSnya.

“Mah, ini datanya kalau nanti mau ngecek pengumuman di SNMPTN undangan”

Yah, putri cantikku ikut mendaftar masuk perguruan tinggi dengan tiga jalur, SNMPTN jalur undangan, BPUPD dan PBS.

Kalimat selanjutnya dalam SMSnya adalah sederet angka untuk salah satu nomor pesertanya dan keterangan dimana aku harus mengakses pengumuman. Menurut jadwal yang sudah ditetapkan, pengumuman akan bisa dilihat tanggal 18 Mei 2011. Yang tercepat menurut perkiraanku adalah tengah malam nanti atau dini hari pukul 00.00 WIB atau 01.00 waktu ditempat tinggalku. Kalau benar pengumuman sesuai jadwal, berarti aku masih harus menunggu delapan jam lagi untuk mengetahui apakah putri cantikku akan diterima atau tidak di perguruan tinggi yang dipilih atau diinginkannya.

Saat yang bersamaan, suamiku menelepon dan mengabarkan hal yang sama, kali ini ditambahi kalau pengumuman akan dapat dilihat pukul 19.00 WIB. Kulihat lagi jam dinding yang ada diruang tamu, sekarang sudah pukul 15.50 WITA, berarti empat jam lagi pengumuman bisa kulihat di internet. Jantungku mulai berpacu, berdetak lebih keras dari sebelumnya, serasa aku bisa mendengar degupannya, dag-dig-dug, dag-dig-dug.

Ya Allah kalau memang benar pengumumannya maju lebih cepat, berikanlah kesiapan lahir batin pada kami untuk menerima apa yang akan kami terima beritanya.

Kulayangkan SMS ke putri cantikku untuk memberikan support dan terus menyemangatinya supaya tak henti-hentinya memanjatkan doa.

“Oke Sofi, nanti mama buka. Tadi Papa juga telepon, katanya jam tujuh malam ini ya pengumumannya? Berarti maju dong pengumumannya? Tetep semangat dan berdoa terus ya sayang, semoga Allah memberikan keajaiban dan Sofi diterima. Amin YRA”.

Tak menunggu lama, SMS jawabanpun segera kuterima, kalimatnya seperti ini,

“Iya Ma, katanya maju hari ini jam tujuh malam, mungkin aku nanti sudah mulai coba-coba buka dari jam enam-an. Ya Allah, semoga keajaibanmu datang pada kami, Amin. Deg-degan banget nih Ma”

“Sama deg-degannya dengan perasaanku saat ini sayang. Kalau saja kau bisa melihat keadaan mama saat ini, tak henti-hentinya lidah mama ini berdzikir, memuja, mengagungkan, menyebut Asma Ilahi dan memanjatkan doa, doa tulus memohon kebaikan untukmu sayang”.

Itulah perasaanku, perasaan yang ingin kuungkapkan pada putri cantikku, tapi hanya sebatas diujung lidah dan keinginanku, SMSkupun meluncur sebagai jawaban SMSnya, kata yang tertulis adalah “Amin YRA”, mengaminkan doa putri cantikku

Masih pukul lima sore, laptop yang telah ada didepanku segera kunyalakan dan membuka internet. Namun tak berhasil tersambung, kuulang lagi dan kuulang lagi, tak juga tersambung. Kenapa disaat yang sangat kubutuhkan ini salurannya bermasalah, tak mau tersambung? Ya Allah, ini adalah ujian kesabaranku.

Memang hal biasa bila sambungan internet kadang tak tersambung, atau saat sedang terpakaipun tiba-tiba terputus dan biasanya juga aku akan mematikan dan akan mencoba membukanya lagi nanti. Paling yang terlontar adalah “Yah, mati lagi, error lagi”. Tapi untuk saat ini, aku benar-benar merasa sedang diuji, diuji kesabaranku, diuji kegemasanku akan saluran yang berkali-kali tak tersambung. Ya Allah, kapan akan tersambung saluran internet ini? Walau sebenarnya saluran yang benar-benar kubutuhkan masih dua jam lagi, tapi penasaran juga setelah putri cantikku akan mencoba membuka mulai pukul 18.00 WIB. Ya, akupun ingin mencoba membukanya juga lebih awal.

Akhirnya akses internet tersambung lagi sekitar pukul 18.00 WITA. Dan mataku terpaku melihat tayangan berjalan berkaitan pengumuman SNMPTN. Beberapa tayangan yang tertulis itu diantaranya,

“Selamat ya untuk adik-adik yang sudah diterima di SNMPTN”

“Untuk melihat pengumuman hasil SNMPTN, silahkan klik ....”

“Alhamdulillah, akhirnya dapet juga”

Dan masih banyak lagi ungkapan-ungkapan sejenis. Bagaimana mungkin? Bukankah pengumumannya masih nanti malam pukul 19.00 WIB? masih tiga jam lagi. Lalu kutelepon putri cantikku,

“Sofi, kok di internet sepertinya sudah ada yang bisa buka pengumumannya ya?”

“Iya Ma, tadi sepertinya memang sempat bisa dibuka sebentar, soalnya temanku tadi sempat bisa buka dan kemudian waktu mau coba lagi nggak bisa, jadi ya mungkin aja orang-orang itu sudah ada yang sempat lihat pengumumannya”

Waktupun berlalu, kali ini suami sudah pulang dari kerja kantornya dan langsung duduk disebelahku menghadap laptop.

“Gimana Ma, sudah bisa dibuka ya?”

“Belum, dari tadi juga nyari-nyari harus buka apa”

Laptoppun berpindah tangan, kini suamiku yang mengoperasikan. Situs pengumuman sudah didapat, ada beberapa pilihan yang harus di klik. Klik hasil pengumuman, klik informasi registrasi, dan klik informasi biaya. Berkali-kali mencoba membuka hasil pengumuman, tak juga berhasil. Klak-klik, klak-klik, tetap saja tak terbuka. Ah, apakah belum saatnya terbuka ya? untuk yang registrasi dan info biaya bisa terbuka. Tapi bukan itu yang ingin dibuka saat ini, kami menunggu hasil pengumuman. Iya, hasil pengumuman yang katanya bisa dibuka pukul 19.00 WIB dan sekaranglah waktunya, tapi kenapa tak juga bisa terbuka. Ya Allah, kapan kami bisa mengetahui hasilnya? Harapan dan doa terus saja terpanjat, memohon, mengaduh, mengemis pada Ilahi.

Nada dering Hpku berbunyi, ini dari putri cantikku, secepatnya kuangkat dan...

“Ya, assalaamu’alaikum”

“Wa’alaikum salam” sahutnya dengan isakan tangis

Pelan tapi terdengar sangat jelas, ini isak kesedihannya. Iya, ini isak kesedihannya. Jantungku bertambah cepat berdegup, mataku mulai memanas. Lalu kudengar suaranya lirih..

“Ma, aku nggak diterima...”

Entah bagaimana, akhirnya HP pindah ke tangan suami. Sembari bertelepon, aku dan suami kembali ke laptop memastikan ucapannya. Dan akhirnya setelah akses hasil pengumuman terbuka, kami berdua melihat. Iya, hasilnya memang tidak diterima. Kami hanya bisa mendesah, merasa tak yakin dengan hasil pengumuman. Kok nggak diterima?

“Coba nomor yang BPUPD Sof”. Jari ini mulai menekan angka yang disebutkannya, dan hasilnya juga tidak diterima. Masih ada satu lagi,

“Coba nomor yang PBSnya?”.

Hasilnya juga tidak diterima. Putri cantikku masih dalam isaknya. Putri cantikku masih dalam kesedihannya. Aku sedih, suamikupun juga tak kalah sedihnya. Tapi kami harus mengambil sikap dan memberi semangat untuk melaju ke langkah selanjutnya. Masih ada satu langkah lagi yaitu SNMPTN jalur tertulis.

Suamiku langsung menelepon putra sulungku, mengabarkan dan memintanya menemui adiknya supaya menghibur dan memberi semangat, supaya fokus pada bimbingan belajarnya untuk menghadapi SNMPTN yang tinggal dua minggu lagi.

Dalam dudukku, dalam tanyaku, dalam tanya suamiku. Mungkin masih kurang banyak doaku pada-Mu ya Allah, mungkin masih kurang banyak sedekahku, mungkin masih kurang banyak prihatinku, mungkin masih kurang banyak usaha putri cantikku. Mungkin ini kesalahan dalam mengambil jurusan dan aku ikut andil dalam kesalahan ini. Maafkan aku sayang kalau memang mama salah.

Kemudian kukabarkan keadaan ini, pada ibuku, pada kakak iparku yang anaknya juga seumur putri cantikku. Kami ikhlas menerima. Yah, memang bukan rizki kami, berarti Sofi harus berjuang lebih keras lagi untuk bersaing di SNMPTN nanti. Ya Allah berilah kemudahan dan kelancaran menjalani test masuknya nanti, semoga bisa mengerjakan dengan baik, benar dan dapat diterima. Amin YRA.

Disaat keterdiamanku, membaca balasan SMS dari ibu, dari kakak iparku dan merenungi apa yang telah terjadi. Tiba tiba suamiku bertiriak, wajahnya masih menghadap laptop, tangannya masih memegang mouse.

“Ya Allah!, mama! , ya Allah!”

Akupun melompat mendekatinya.

“Ya Allah! bener nggak ma, bener nggak yang aku lihat? Sofi diterima ma, ya Allah! Alhamdulillahirobbil’alamin”

Mataku membelalak memandangi tulisan berwarna merah “Selamat, anda diterima pada program pendidikan dokter”

“Alhamdulillahirobbil’alamin” mataku berkaca-kaca, tak percaya memandangi hasil pengumuman yang baru saja kulihat. Bagaimana mungkin? Berkali-kali tiga nomor telah kami masukkan dan hasilnya adalah tidak diterima, kamipun sudah mengikhlaskan walau tadinya kami tidak percaya kalau putri cantikku tidak diterima karena kami memang sempat optomis bakal diterima.

Kamipun memutus internet dan menyambung lagi, ingin meyakinkan apa penglihatan kami tidak salah. Ada lebih dari dua kali kami melakukannya dan hasilnya tetap sama, putri cantikku diterima. Setelah sujud syukur, segera suamiku menelepon,

“Sofi, kamu diterima, iya kamu diterima kedokteran, coba buka lagi internetnya, kamu diterima di jalur PBS sayang, gimana? Iya kan kamu diterima?”

Kamipun duduk dalam kebahagiaan, duduk dalam kesyukuran yang tiada tara, kabarpun kami kirimkan ke ibu dan kakak ipar.

Dan inilah SMS dari putri cantikku setelah waktu berlalu beberapa saat,

“Mukjizat Allah benar-benar terasa. Alhamdulillah, terimakasih ya Allah. Terimakasih juga untuk Mama Papa udah nganterin sampai jadi seperti ini, Sofi sayang banget sama Mama Papa”

Kedua mata ini terus saja menghangat, mengalirkan tangis kebahagiaan. Allah telah mengatur jalannya kebahagiaan kami agar kami lebih-lebih bersyukur dalam menerima karunia ini.

11 Mei 2011

Met ulang tahun ya Alma

Mei aja belum, tapi usaha mengingatkan hari kelahirannya udah digembar-gemborkan terus.

“Ma, entar lagi aku ulang tahun lho”, lain waktu dia bilang lagi

“Ma, nanti ulang tahunku dirayain nggak?”, ada lagi pengumumannya

“Ma, nanti ulang tahunku, makan-makan lagi di KFC ya ngundang teman-temanku” dan masih banyak lagi kalimat-kalimat yang nadanya sama, yaitu mengingatkan dan permintaan.

Nah, memasuki bulan Mei, baru saja tanggalnya bergerak ke angka 1, kalimat mengingatkan terulang lagi,

“ Ma, kurang sepuluh hari lagi lho”, semakin mendekati tanggalnya semakin sering saja mengingatkan, bisa sehari dua kali,

“ Ma, aku dikasih hadiah apa ini?”,

“Ma, nanti teman-temanku diundang ke rumah aja ya terus delivery”, dan masih banyak lagi tiap harinya.

Sampai akhirnya satu hari menjelang hari H.

“Ma, nanti mau kasih aku kejutan apa?”,

“Ma, tadi pas disekolah, aku dengar teman-temanku pada bisik-bisik, mau ngasih kejutan”.

Almaaaaa... Almaa....

Malam semakin larut, kebetulan acara TV dengan filem Hindinya membuat mataku betah memelototinya sambil jari-jemariku terus mengaitkan benang ke jarum knitting membuat satu karya yang sedang kugandrungi. Suami sudah pulas diatas kasur yang dipasang mengarah ke depan TV, sepertinya terlalu capai untuk bisa menikmati siaran TV setelah seharian kerja. Bungsu cantikku masih dengan buku pelajarannya dan sekali-kali berpindah ke laptop. Kemudian katanya,

“Kira-kira, malam ini ada yang ngucapin ulang tahun nggak ya?”

“Ya adalah, kan biasanya begitu dik” jawabku.

Tak berapa lama...

“Ma sudah ada yang ngucapin lho”

Aku segera melirik ke jam dinding ruang tamu, jam menunjukkan pukul 11.45 wita, jam dinding yang sengaja diatur lebih cepat 15 menit dari waktu sebenarnya.

“Lho, belum masuk tanggalnya kok udah ngucapin?, mama nanti ajalah kalau udah teng-teng-teng ya”

Saat jarum jam benar-benar menunjuk ke angka 12, barulah kuucap,

“Selamat ulanag tahun... Tambah pinter ya, tambah sholehah”

Disaat yang sama, mungkin karena aku dan bungsuku berisik, suamiku terbangun.

“Alma ulang tahun lho Pa”

“Eee... selamat ulang tahun ya cantik”, bungsuku mendekat dan meraih uluran tangan Papanya, sebuah ciuman sayang sayang mendarat ke pipinya.

Rabu, 11.05.2011,

Hai cantik, hari ini genap 13 tahun usiamu, ABG (Anak Baru Gede) sebutannya, saatnya mencari jati diri.

Selamat ulang tahun ya sayang, semoga kau bisa melewati usia rawan ini dengan baik, dengan berpegang teguh pada norma agama yang telah kau genggam sejak kecil. Semoga Allah senantiasa memberi kekuatan iman dan taqwa untukmu, selalu melindungimu, memberikan kesehatan, keselamatan, kelancaran semua urusanmu, dan memberikan kebahagiaan dunia dan akherat, Amin YRA.

Pesanku, Pandai-pandailah membawa diri, menjaga diri, menjaga kehormatan, dan tunjukkan bahwa kau bisa, semoga kesuksesan selalu menyertaimu sayang.