4 September 2010

heeehhhh.....

Wah.. Rizqi nomplok, rizqi umroh gratis dari Bapak-Ibu untuk dua buah hatiku. Yes! harus cepat-cepat cari informasi ke sekolah dan kampus nih apa harinya tidak bentrok dengan jadwal ujian atau kegiatan lainnya. Pasalnya keberangkatan umroh direncanakan 10 hari menjelang lebaran yang artinya anak-anak baru masuk sekolah satu setengah bulan dari libur panjang kenaikan kelas. Biasanya waktu-waktu ini sedang banyak ulangan harian. Tapi mudah-mudahan saja jadwal keberangkatannya tidak mengganggu atau ulangannya sudah selesai. Yah... berharap saja.

Dan alhamdulillah surat ijin yang dikirim akhirnya mendapat jawaban "Diijinkan", surat-surat keperluan umrohpun juga sudah diurus, pasport sudah selesai dibuat, beberapa seragam juga sudah jadi, imunisasi miningitis sudah didapatkan. Benar-benar berangkat umroh kali ini. Mudah-mudahan semua lancar.

***

Suatu hari aku mendapat telpon dari salah satu adikku,

"Mbak, ini ada satu seragam lagi, nanti dipakainya pas berangkat. Dikirim apa mau kujahitkan aja mbak?"

Mengingat beberapa baju seragam yang sudah dikirim sebelumnya sudah cocok ukurannya waktu kujahitkan di penjahit langgananku, maka tanpa pikir panjang lagi kubilang "Dikirim saja" dari pada nanti repot cari ukuran lagi dan malah jadinya nggak pas. Kalau udah ada langganan gini kan gampang, tinggal naruh kain, pesan model atau ngambil contoh model di salah satu majalah, pakai ukuran lama, dah... beres, tinggal nunggu jadinya.

Hehehe... apa ya segampang itu? Sstt... Dalam keadaan normal memang iya. Tapi untuk saat ini, ternyata tak semudah menjawab "Dikirim saja nanti kujahitkan disini". Pasalnya jadwal pengiriman kain ternyata sudah hampir masuk bulan ramadhan dan bisa dipastikan kain seragam itu nantinya akan sampaii sudah masuk ramadhan. Hmm.. apa ya akan sempet menjahitnya ya meskipun bisa menjahit sendiri? atau aku akan buru-buru ke penjahit langganan dan berharap masih diterima kainku. Kebayang juga, penjahit dimana-mana saat ini pasti penuh pesanan, bahkan mungkin sudah tidak terima lagi jahitan karena semua orang butuh dan minta selesai cepat.

Persis! setelah sampai dirumah penjahit langganan yang biasa kupanggil "Budhe", budhe sudah tak terima lagi jahitan. Budhe sudah kewalahan dengan jahitannya yang sudah dua keranjang yang semuanya minta selesai sebelum lebaran. Apalagi saat ini budhe tak ada yang membantu menjahit, jadi semua dikerjakan sendiri dari motong, jahit sampai pasang kancing. Katanya sih yang paling repot kalau membutuhkan kain pelapisnya atau furingnya atau pernak-perniknya. Harus menunggu ponakannya pulang kerja dulu baru bisa minta tolong. Jadi budhe memang kewalahan meskipun budhe juga sedang panen. Wah, lebaran memang waktu panennya para penjahit baju. Tapi budhe... hiks.. hiks.. hiks.. Help me... budhe....

Merayu budhe? ya.. harus merayu budhe sampai dapet, sampai budhe menerima kain yang kusodorkan, sampai budhe bilang iya nak Eni, pokoknya sampai senyumku bisa melebar saking senangnya. Bagaimanapun caranya, dicoba terus, dirayu terus.. ayo budhe bilang iya.. bilang iya... ayo budhe.. terima kainku.. terima kainku.. aku butuh banget ini.. aku udah nggak sempet njahit sendiri.. ayo dong budhe... satu aja budhe..

Akhirnya...

"Mau dipakai kapan nak Eni?"

"Tanggal 29 Budhe, tapi aku berangkatnya 28, bisa ya budhe?"

"Tapi satu aja ya nak Eni, coba deh.. besok ya.. tak usahakan tanggal 25 an"

"Iya budhe, tanggal 25 aku telpon budhe ya.. mudah-mudahan udah jadi ya budhe"

"Ya... satu aja ya"

Senyumku benar-benar mengembang sekarang, plong rasanya. Budhe penjahit sudah janji dan biasanya ini ditepati. Walau meleset seharipun nggak masalah karena aku berangkat masih tanggal 28. Selesai sudah tugas ngerayu budhe penjahit langgananku yang hasilnya "berhasil... berhasil... berhasil... horreee!! berhasil... berhasil..." Hihihi... seperti "Dora" tokoh kartun di TV. Sekarang tinggal menunggu hasil jahitannya, kutunggu dua minggu lagi dan nanti akan kutelpon untuk mengingatkan menjadikan jahitanku.

***

Akhirnya dua minggupun berlalu, saatnya mengambil jahitan. Kali ini kutelpon budhe penjahit langgananku untuk memastikan apa jahitan sudah jadi. Alhamdulillah.. sudah selesai. Tapi ini sudah kemalaman, jadi sebaiknya kuambil besok saja. Lagi-lagi baju yang sudah dijanjikan sudah bisa diambil tak bisa kuambil keesokan harinya, hari terasa cepat berlalu, pekerjaan tak bisa ditinggalkan karena semua harus selesai hari ini. Akhirnya... jahitan baru bisa kuambil tanggal 27 sore, sekembali dari menjemput bungsuku kursus bahasa inggris. "Maaf budhe... baru bisa kuambil karena banyak kerjaan yang menumpuk harus diselesaikan dari hari kemarin".

Dan sekarang baju seragam untuk keberangkatan umroh sudah ditangan, setelah membayar ongkos jahit aku kembali ke mobil dan melaju pulang. Kini saatnya mengepak kopor, mengepak semua kuperluan selama cuti. Mudah-mudahan tak ada yang tertinggal.

"Perlengkapan umrohnya sudah semua ma?" kata suami mengingatkan.

Kulihat lagi kopor dan lemari pakaian. Sepertinya semua sudah kusimpan dikopor. Beberapa seragam dan pakaian sehari-hari selama umroh. Memang hanya itu yang diperlukan karena semua perlengkapan lain untuk umroh sudah disiapkan Ibu, dari mukena, kerudung, sampai peralatan mandi. Jadi semua sudah beres.

"Sudah" kataku setelah melihat tak ada lagi yang perlu dibawa.

***

Saat yang ditunggu-tunggu, saat lebaran, mudik ke kampung halaman, berharap bisa sungkem keorang tua dan bersilaturahmi ke famili. Dan yang jelas pulang cuti kali ini untuk mengantar Bapak, Ibu, dua buah hati dan dua keponakan berangkat umroh. Mudah-mudahan mereka diberi kemudahan dan kelancaran menjalankan ibadah wajib dan sunahnya, diberi kesehatan dan selalu dalam lindungan Allah, Amin.

Hari ini tanggal 28, tempat duduk dalam pesawat sudah penuh. Akupun duduk menempati deretan no 8, bersisian dengan bungsuku. Lafal doa tak henti-henti kupanjatkan, memohon keselamatan dan kelancaran perjalanan. Sabuk pengaman sudah terpasan dan kini mesin pesawat dihidupkan. Tapi "JRENG..!!!"

Baru kuingat, "Baju seragam untuk berangkatnya umroh ketinggalan di mobil" belum dikeluarkan sejak mengambil dari rumah Budhe penjahit langgananku. "TOENNGGGG...!! TOENNGG...!! TOENNGGGGGG...!!"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar